PATI I Bencana abrasi dan jebolnya tanggul sungai di wilayah pesisir Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, menimbulkan dampak serius bagi masyarakat setempat.
Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi menyampaikan bahwa bencana tersebut telah mengakibatkan kerugian besar, baik di sektor pertanian, lingkungan, hingga infrastruktur desa.
“Setiap hari kami sudah memberikan laporan perkembangan situasi ke BPBD dan Satpol Airud. Kami bersama warga telah melakukan upaya darurat menanggulangi jebolnya tanggul sungai dengan menggunakan karung berisi pasir,” ujar Setyo Wahyudi kepada tv10newsgroup.com, Kamis (29/5/2025).
Ia menambahkan, sebagai bentuk respon cepat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati telah menyalurkan bantuan logistik sebanyak 136 paket beras masing-masing seberat 5 kilogram.
Bantuan tersebut telah didistribusikan kepada warga yang terdampak langsung oleh bencana ini. Namun, bantuan logistik hanyalah langkah awal.
Menurut Setyo Wahyudi, kerugian terbesar justru terjadi di sektor budidaya ikan nila salin, yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi mayoritas warga dan kerugian petani budidaya nila salin terbesar di Mei tahun 2022
“Maka dalam hal ini, kerugian yang dialami para petani tambak sangat besar. Estimasi sementara bisa mencapai Rp. satu (1) miliar. Kami saat ini sedang melakukan pendataan kerugian secara rinci per petani, bekerja sama dengan kelompok tani,” jelas Setyo Wahyudi.
Tak hanya itu, kerusakan ekologis pun menjadi perhatian serius. Ratusan pohon mangrove yang sebelumnya menjadi benteng alami di kawasan pesisir tumbang diterjang ombak dan abrasi.
“Lingkungan kita sangat terdampak. Pohon mangrove di pesisir yang selama ini menahan gelombang, kini rusak berat.
Sangat memprihatinkan karena butuh waktu bertahun-tahun untuk menumbuhkannya kembali,” lanjutnya.
Selain kerugian ekonomi dan lingkungan, infrastruktur desa pun mengalami kerusakan signifikan. Total 2.300 meter jalan dilaporkan rusak parah.
Kerusakan tersebut terjadi di beberapa titik akses dalam desa, termasuk akses vital menuju lahan pertanian dan tambak budidaya ikan.
“Warga kami kini kesulitan mobilitas. Jalan desa rusak total, terutama akses ke tambak. Ini akan berdampak lebih jauh terhadap proses produksi, distribusi hasil panen dan aktivitas harian masyarakat,” tambahnya.
Setyo Wahyudi berharap adanya perhatian lebih lanjut dari pemerintah daerah hingga pusat untuk membantu proses pemulihan.
Ia menekankan pentingnya pembangunan tanggul permanen dan rehabilitasi kawasan pesisir, agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
“Yang kami butuhkan bukan hanya bantuan darurat, tapi solusi jangka panjang. Pembangunan tanggul yang kokoh, penghijauan kembali kawasan mangrove dan perbaikan infrastruktur jalan harus segera diprioritaskan,” ungkap Kepala Desa Tunggulsari.
Sebagai informasi, Desa Tunggulsari merupakan salah satu wilayah pesisir di Kecamatan Tayu yang cukup rawan terdampak abrasi laut dan limpasan sungai.
Bencana semacam ini bukan kali pertama terjadi, namun intensitas dan kerugian kali ini disebut sebagai yang terbesar dalam lima tahun terakhir.
Warga berharap agar pemerintah segera turun tangan secara lebih komprehensif. Sementara itu, Kades Tunggulsari, Setyo Wahyudi memastikan bahwa pihak desa akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memulihkan kondisi secepat mungkin.(@Gus Kliwir)