JAKARTA,TV10Newsgroup.com– Matahari bautaan yang diteliti oleh para ilmuan di negara china memanfaatkan reaksi nuklir yang menggunakan sebuah reaktor fusi bernama Tokamak. Bahan bakar yang menggabungkan dua isotop, Deuterium dan Tritium terkandung dalam unsur teringan di bumi, Yakni Hidrogen (H). Jakarta, Sabtu (12/12/2020).
Unsur Hidrogen banyak tersedia di alam, seperti air laut, air tanah, bahkan senyawa kimia lainnya yang berada disekitar manusia banyak mengandung Hidrogen. Sehingga menjadikan sumber bahan bakar yang tidak akan habis.
Namun unsur Hidrogen memang melimpah dibumi, akan tetapi unsur tersebut selalu ditemukan sebagai bagian dari senyawa lain, seperti air (H2O), atau dalam senyawa metana (CH4). Untuk mendapatkan hidrogen murni (H2) perlu dilakukan pemisahan atau distilasi.
Menurut Alternatif Fuels Data Center (AFDC), Departement Energi Amerika Serikat, ada beberapa cara dalam meproduksi Hidrogen.
Pertama, dengan mereformasi atau gasifikasi gas alam atau gas sintesis, seperti campuran dari hidrogen, karbon monoksida, dan sejumlah kecil karbon dioksida. Kemudian dengan mereaksikan gas dengan uap suhu tinggi.
Dengan cara yang dilakukan, peneliti akan bisa mendapatkan unsur hidrogen dan menyuntingnya menjadi Deuterium untuk bahan bakar’Matahari Buatan”.
Ada pula metode elektrolisis, proses yang menggunakan arus listrik yang membagi air menjadi hidrogen dan oksigen. Jika energi akan menghasilkan sumber terbarukan, seperti matahari atau angin, hidrogen yang dhasilkan akan dianggap terbarukan dan tentunya rendah emisi buangan.
Hidrogen juga bisa dibuat dengan melakukan proses fermentasi gula, tentunya metode dilakukan dengan menggunakan teknologi mutakhir, bahwa penyulingan air laut bukan menjadi hal baru sehingga mudah di lakukan, proses destilasi juga biasanya digunakan untuk membuat garam atau air tawar, selain itu jga bisa pakai air laut.
Tritium merupakan isotop Hidrogen yang sifatnya radioaktif, mutia menjelaskan bahwa cara mendapatkan Tritium sedikit berbeda dengan Deuteruim.
Isotop juga diambil dengan mereaksikan litium, zat yang umum terkandung dalam batu baterai, dengan atom bermuatan netral atauneutron. Sedangkan T diambil dengan mereaksikan litium dan neutron, nah litium ini menjadi semacam ‘selimut’ di dalam Tokamak,
Tim peneliti Tokamak yang tergabung dalam Reaktor Termonuklir Internasional (ITER) mengatakan, bahwa reaksi fusi yang digunakan dalam pembuatan energi panas ini tidak mengeluarkan racun seperti karbondioksida (CO2), atau gas rumah kaca lainnya yang merusak atmosfer, sehingga ramah lingkungan.(@).