PATI I Polemik antara pihak pengembang perumahan subsidi Bukit Santika Baru II, Desa Wonosekar, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, dengan seorang konsumen berinisial AM mencuat ke publik.
Pihak pengembang menilai, pemberitaan yang menyudutkan mereka bersifat sepihak, dan merugikan nama baik perusahaan.
Aping, selaku PIC pemasaran perumahan tersebut, menjelaskan bahwa konsumen yang bersangkutan sejatinya baru melakukan dua kali pembayaran angsuran.
Namun, dirinya sudah menyampaikan keluhan di media dengan narasi yang menurutnya tidak sesuai fakta atau hoaks
“Pihak kami jelas dirugikan adanya pemberitaan sepihak dari konsumen berinisial AM. Padahal, ia sebenarnya baru membayar angsuran dua kali.
Disinilah muncul pernyataan bahwa merasa tidak nyaman, padahal proses di perumahan kami semuanya sesuai prosedur,” ujar Aping kepada wartawan, Jumat (22/8/2025).
Lebih lanjut, Aping menjelaskan bahwa persoalan teknis yang sempat terjadi di lapangan, seperti keterlambatan pemasangan listrik dan PDAM, bukan murni kesalahan pihak pengembang.
Hal itu, menurutnya, dipicu adanya pergantian vendor di PLN dan proses administrasi PDAM yang memerlukan waktu.
“Kemarin memang ada keterlambatan pemasangan listrik dari PLN, karena pergantian vendor.

Untuk PDAM juga ada proses, surat keluar tanggal 13 Agustus kemarin. Namun alhamdulillah, hari ini semua sudah terpasang dengan baik,” lanjutnya
Aping juga menekankan bahwa pihaknya selalu berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen, terutama karena perumahan Bukit Santika II merupakan bagian dari program subsidi pemerintah.
Oleh sebab itu, segala prosedur dan fasilitas yang dijanjikan tetap berjalan sesuai regulasi, meski ada kendala teknis di lapangan.
Dia pun menilai bahwa informasi yang menyudutkan pihak pengembang, tanpa konfirmasi terlebih dahulu berpotensi menjadi berita bohong yang menyesatkan masyarakat.
“Perumahan subsidi Bukit Santika Baru II Desa Wonosekar merasa dirugikan oleh berita hoaks yang tidak jelas narasumbernya.
Kalau tidak ada itikad baik untuk meluruskan, kami siap melanjutkan masalah ini,” kata Aping.
Pihak pengembang berharap konsumen maupun masyarakat bisa memahami dinamika teknis di lapangan, terutama dalam pembangunan fasilitas umum perumahan.
Aping menambahkan, transparansi komunikasi sebenarnya selalu dijaga, agar tidak ada kesalahpahaman.
“Kami pun berharap masyarakat bijak dalam menerima informasi. Jangan sampai berita sepihak menimbulkan citra negatif yang merugikan semua pihak.
Intinya, kami tetap mengedepankan solusi dan penyelesaian yang baik,” pungkasnya.(@Gus Kliwir)