JAKARTA I Direktur Utama PT. MNS Grub Pers dan PT. Sulthan Media Group Cyber, Agus Kliwir mengingatkan bahwa wartawan sejati harus menjadikan etika jurnalistik sebagai napas utama dalam setiap karya yang dipublikasikan.
Hal ini disampaikannya dalam sesi pelatihan internal bertema “Menjadi Jurnalis Beretika di Era Digital” yang digelar di kantor redaksi pusat media group, Kamis (17/4/25).
Dalam forum tersebut, Agus Kliwir menyampaikan bahwa profesi wartawan tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab moral. Ia menjelaskan bahwa keberanian menyuarakan kebenaran harus selalu berjalan berdampingan dengan kepatuhan terhadap norma – norma etik dan hukum yang berlaku.
“Kalau fakta adalah bahan bakar berita, maka etika adalah kemudinya. Tanpa etika, berita bisa menjadi alat penghancur, bukan pencerah,” ujar Agus Kliwir dihadapan media.
Agus Kliwir menggaris bawahi bahwa dalam situasi kompleks seperti sekarang, ketika berita hoaks dan disinformasi begitu masif di media sosial.
Wartawan profesional harus tampil sebagai penjaga kualitas informasi publik. Ia menyatakan, keberadaan undang – undang nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik menjadi landasan penting agar wartawan tidak tersesat dalam kebebasan yang tanpa arah.
“Kita boleh bebas, tapi jangan liar. Kita boleh kritis, tapi jangan tendensius. Itu prinsip dasar jurnalisme yang bertanggung jawab,” imbuh Dirut PT. MNS Grub Pers & PT. Sulthan Media Group Cyber (SMGC).
Dalam paparannya, Agus Kliwir juga memberikan sejumlah contoh kasus di mana pemberitaan yang mengabaikan etika berujung pada pencemaran nama baik, konflik sosial, bahkan tindakan hukum.
Ia mengajak seluruh jurnalis, terutama yang masih muda, untuk tidak sekadar mengejar viralitas atau kecepatan, tetapi lebih mementingkan keakuratan dan dampak sosial dari berita yang ditulis.
“Tidak semua yang heboh layak diberitakan. Dan tidak semua yang benar harus dibuka tanpa empati.
Etika membuat kita tahu bagaimana, kapan dan sejauh mana, harus menyampaikan sebuah kebenaran,” jelasnya.
Selain itu, Agus Kliwir juga menekankan pentingnya konsistensi redaksi dalam menegakkan standar etika. Ia menyarankan agar setiap media memiliki dewan redaksi atau komite etik internal yang aktif mengawal isi pemberitaan.
Sekaligus menjadi tempat diskusi dan koreksi bagi wartawan yang menghadapi dilema di lapangan.“Kalau media ingin dipercaya publik, maka yang pertama harus dijaga adalah integritas,” kata Agus Kliwir.
Sesi pelatihan tersebut ditutup dengan simulasi kode etik dalam praktik peliputan, termasuk latihan identifikasi narasumber, pengujian informasi, dan penulisan berita sensitif.
Para peserta antusias mengikuti sesi dan mengapresiasi materi yang disampaikan langsung oleh pucuk pimpinan perusahaan media.
Agus kliwir pun berharap, setelah pelatihan ini, para jurnalis dapat semakin memahami bahwa profesi mereka bukan sekadar pekerjaan biasa, melainkan panggilan jiwa yang memikul tanggung jawab sosial.
“Kita bukan hanya penulis berita. Kita adalah penjaga nurani masyarakat,” ungkap Dirut PT. MNS Grub Pers & PT. Sulthan Media Group Cyber (SMGC). (red)