PATI,TV10Newsgroup.com – Bupati Pati Haryanto merasa prihatin dengan adanya sebagian masyarakat yang berpikiran bahwa pandemi Covid-19 merupakan rekayasa pihak tertentu.
Menurutnya, itu merupakan pemikiran yang dangkal dan tidak menghargai perjuangan para tenaga medis.
Hal tersebut diungkapkan Bupati ketika menjadi pembicara dalam webinar bertema “Kesiapsiagaan Masyarakat Pati dalam Menghadapi Tatanan New Normal”, Kamis (06/08/20).
Ia pun mengikuti webinar tersebut dari Ruang Pati Command Center (PCC) Sekretariat Daerah Kabupaten Pati. Webinar ini diselenggarkaan dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-697 Kabupaten Pati dan HUT Ke-75 RI.
“Kenyataannya, masyarakat masih ada yang menyepelekan wabah ini. Sehingga mereka menganggap Covid-19 sengaja diciptakan oleh pemerintah dalam mendapat keuntungan. Itu merupakan pikiran yang dangkal. Ini pagebluk dunia, melanda seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Saya prihatin masih ada yang menyepelekan,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pati ini.
Menurut dia, masyarakat justru harus berterima kasih kepada tenaga kesehatan, karena merekalah yang paling rentan tertular corona.
“Sehingga berapa ratus (tenaga medis) yang sudah jadi korban? Ini harus kita pahami. Jangan berpikir karena ada orang yang hari ini dinyatakan positif, kemudian swab keduanya negatif, itu menimbulkan kesan rekayasa. Memang prosesnya demikian,” Kata Bupati.
Bupati menambahkan, bahwa karena adanya pemahaman yang menyepelekan wabah corona, melihat di jalan masih banyak masyarakat yang tidak disiplin memakai masker.
“Meski sanksi sosial menyapu dan memungut sampah bagi masyarakat yang tidak pakai masker di tempat umum sudah cukup banyak diterapkan, namun masih banyak yang belum patuh,” kata Bupati.
Haryanto berharap, para tokoh masyarakat bisa memberi pemahaman pada masyarakat agar bersama-sama mematuhi protokol kesehatan demi memutus mata rantai Covid-19. Menurutnya, hal ini agar upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk menangani pandemi tidak sia-sia.
“Penanganan pandemi ini sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Anggaran direfocusing. Atau program-program pemerintah yang sudah direncanakan banyak yang tertunda karena anggaran diprioritaskan untuk penanganan corona,” Ujarnya.
Menyadari, bahwa banyak masyarakat yang tidak setuju dengan beberapa kebijakan pemerintah daerah terkait penanganan corona. Diantaranya ialah kebijakan penundaan pembelajaran tatap muka di sekolah dan panggung kesenian terbuka.
Ia menegaskan, kebijakan tersebut terpaksa diambil demi kebaikan bersama. Namun, pihaknya setiap saat selalu melakukan evaluasi terkait kebijakan ini. Pada saatnya nanti, ketika keadaan sudah mulai kondusif, pembelajaran tatap muka dan panggung kesenian terbuka akan kembali diperbolehkan.
“Kita harus memahami ini bersama. Guyub-rukun, goyong-royong menangani pandemi. Semoga pandemi segera berakhir supaya kita tidak terus dihantui rasa was-was,” Pungkasnya. (@po1).