PATI, TV10Newsgroup.com – Bupati Haryanto menyebutkan dari sekian banyak peristiwa banjir yang terjadi di Kabupaten Pati sekitar satu bulan belakangan, kebanyakan disebabkan tersumbatnya aliran sungai oleh sampah.
“Kunci pencegahan banjir ada pada kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Namun demikian, ada beberapa peristiwa banjir juga disebabkan jembatan yang konstruksinya terlalu rendah, terlalu dekat dengan permukaan sungai, sehingga menghambat aliran air ketika terjadi hujan deras,” jelas Bupati.
Sementara itu, Bupati Pati berkata untuk Jalan Raya Pati-Juwana sudah lima kali dibanjiri air dari luapan Sungai Simo.
Hal ini, disebabkan tersumbatnya aliran sungai di bawah jembatan depan PT Lotus Prima Energi oleh tumpukan sampah.
“Adapun jembatan itu memang tidak ada izinnya (tidak ber-IMB). Terlalu rendah, sehingga ketika ada hujan lebat di Pegunungan Muria, sampah mudah menyumbat dan air dari Sungai Simo meluap sampai ke jalan.
Maka atas koordinasi Wakil Bupati, pemilik perusahaan membolehkan jembatan itu untuk dijebol,” kata Bupati Pati dalam acara Peresmian Jembatan Noto Gung Wedi di Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Rabu (29/1/20).
Tak lupa, Haryanto mengapresiasi pembangunan Jembatan Noto Gung Wedi yang menurutnya konstruksinya tidak menghambat arus Sungai di bawahnya.
Memang sebaiknya kalau membuat jembatan jangan hanya lurus. “Mesti ditinggikan supaya sampah tidak nyangkut.
Seperti jembatan ini kan tinggi. Kalau infrastruktur dibangun, dibiayai pemerintah, nilainya cukup besar.
Tiba-tiba rusak karena bencana kan eman-eman. “Makanya harus diantisipasi terlebih dulu,” terang Haryanto.
Sekali lagi, Bupati Pati kembali mengingatkan warga setempat, yang hidup di bantaran sungai.
Agar tidak membuang sampah di sembarangan tempat, Ia pun Menghimbau untuk masyarakat agar bersama-sama merawat jembatan yang telah dibangun.
Ditambahkan lagi dari Kepala Desa Pagerharjo Iwan Harnoto, Jembatan Noto Gung Wedi memiliki panjang 8,35 meter dan lebar 3,05 meter.
“Dengan ketinggian lima meter, jembatan ini tidak mengganggu aliran sungai.
Baca juga: Empat Ribu Kue Keranjang Dibagikan Masyarakat Pati
Ia pun menyebutkan pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Pagerharjo dengan Desa Jontro dan Ngurenrejo ini menghabiskan anggaran Rp 200 juta yang bersumber dari APBD Perubahan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019.
“Oleh karena itu, Kami berharap adanya jembatan ini dapat memberi manfaat langsung pada masyarakat, antara lain dalam peningkatan konektivitas dan penghematan waktu perjalanan,” cetus Iwan Harnoto. (@gus)