Jakarta, TV10Newsgroup.com – Frogs merupakan prototipe drone taksi terbang besutan anak bangsa yang lahir dari pengembangan desain drone quadcopter.
Drone tersebut mampu mengangkut dua penumpang dengan terbang sejauh 100 KM hanya dengan satu kali pengisian daya listrik.
Drone yang menghabiskan masa riset selama dua tahun dengan dana sebesar Rp1 miliar tersebut merupakan satu dari antara beberapa produk teknologi 4.0.
Jefry Pratama, Venture and Investment Partners di UMG Medialab Indonesia menjelaskan kepada awak media, UMG Idealab merupakan perusahaan Venture Capital (VC) serta Venture Builder (VB) yang bergerak di bidang pemanfaatan teknologi. kamis (30/01/2020)
“Perusahaan ini menciptakan ekosistem startup teknologi 4.0 dan Frogs asal Yogyakarta termasuk di dalamnya,”imbuhnya.
Menurut Jefry, purwarupa drone penumpang itu telah selesai seluruhnya. Mainframe atau kabin untuk penumpang, motor penggerak, baling-baling, dan baterai sebagai sumber tenaga telah lengkap.
“Hanya tinggal sedikit merevisi interior, yakni posisi kursi dan pegangan untuk penumpang sebelum drone dibawa ke pameran teknologi Hannover Messe 20-24 April 2020,” katanya.
Dia mengatakan,”hanya akan ada sedikit revisi pada interior, yakni posisi kursi dan pegangan untuk penumpang sebelum dipamerkan di Hannover Messe pada 20-24 April 2020 mendatang.
Frogs dibangun menggunakan bahan karbon fiber yang kuat serta ringan dan menggunakan desain kokoh sehingga memiliki nilai margin of safety tinggi.
Tidak hanya itu, dalam sistem pun dipersiapkan beberapa simulasi kegagalan, sehingga ketika satu motor mati maka yang lain akan menggantikannya.
Menurut Jefry, hal tersebut dilakukan agar wahana masih bisa beroperasi dengan baik ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan saat mengudara.
Frogs didesain lebih untuk memenuhi kebutuhan transportasi di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Drone ini juga bisa dimanfaatkan untuk taksi udara, memuat kargo, kebutuhan militer, serta kepentingan darurat maupun pertolongan pertama di daerah bencana yang sulit diakses.
“Untuk komersialisasinya tentu kami berharap secepatnya wahana ini bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia, kami juga masih tergantung dengan regulasi. khususnya untuk mengatur operasi teknologi ini, karena sampai saat ini peraturan tentang pesawat listrik berpenumpang setahu kami belum ada di Indonesia,” pungkasnya. (restu)