YOGYAKARTA,TV10Newsgroup.com– Kampung anggur yang berjarak sekitar lima kilometer dari jogja Anggur, ada kampung Anggur, berupa pemukiman warga yang halamannya ditamani Oleh buah anggur berjenis ninel yang disebut berasal dari Ukraina. Meski tidak memiliki ratusan pohon anggur dan jauh dari kesan perkebunan komersial, setiap rumah yang memiliki kebun anggur tersebut juga menyediakan kafe sederhana dengan menu berbagai minuman tradisional. Yogyakarta, Selasa (15/12/2020).
Setiap kafe didesain unik, salah satunya seperti Satriya Grape milik Rio Aditya. Yang halamannya seluas sekitar 150 meter persegi tampak rindang dengan buah anggur yang bergelantungan di penopang baja ringan dan menutupi hampir seluruh halaman rumah.
Dan di bawah pohon anggur yang menjalar ke berbagai arah, terdapat kursi dan meja jati yang menyediakan minuman segar dan makanan ringan.
Sehingga di kampung Anggur tersebut pengunjung juga bebas untuk mengunjungi rumah warga yang menyediakan buah dan bibit anggur, tanpa dipungut biaya apapun, tidak ubahnya seperti pengunjung di pusat perbelanjaa.
Jika belum puasa dengan satu kebun anggur maka pengunjung juga bisa bberpindah dek kebun warga yang lain di sebelahnya.
Perkebunan anggur atau wisata petik anggur tersebut memang belum begitu populer di Tanah Air. Alasanya karena masih adanya anggapan dalam masyarakat umum bahwa anggur adalah tanaman yang cocok di negara dengan empat musim, terutama eropa.
Kebun anggur yang akhir-akhir ini viral di media sosial pada umumnya adalah kegiatan perorangan atau kelompok yang lebih banyak untuk sekadar atraksi wisata dan edukasi, sehingga belum ada pihak yang mengembangkan dalam skala industri, seperti halnya jenis buah-buahan lainnya.
Sebagai negara tropis, Indonesia sebenarnya juga punya beberapa keunggulan, di samping beberapa kelemahannya. Produktivitas anggur di kawasan tropis, lebih rendah dibanding dengan kawasan subtropis.
Kalau di kawasan subtropis hasil optimal anggur bisa mencapai 20 ton per hektare per tahun, sementara di Indonesia hanya separuhnya. Namun demikian, panen anggur di kawasan subtropis hanya bisa sekali dalam setahun, sementara di Indonesia bisa hampir tiga kali karena waktu panen bisa diatur sepanjang tahun.(@).