PATI I Suara menggelegar dari “sound horeg” yang selama ini kerap memekakkan telinga dan mengganggu ketenangan warga, kini resmi dilarang di seluruh wilayah Kabupaten Pati.
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pati, bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan unsur TNI, mengambil langkah tegas dalam menertibkan penggunaan sistem tata suara berdaya sangat tinggi.
Langkah ini bukan sekadar imbauan, tetapi menjadi keputusan strategis menyikapi keresahan yang terus meluas dari masyarakat.
Surat edaran pun sudah diterbitkan dan disebar luaskan secara menyeluruh ke seluruh Polsek wilayah hukum Polresta Pati.
Kapolresta Pati, AKBP Jaka Wahyudi, menegaskan bahwa pelarangan ini muncul sebagai bentuk tanggung jawab aparat penegak hukum dalam menjaga ketertiban umum dan kenyamanan sosial.
“Kami dari kepolisian sudah mengeluarkan surat edaran terkait sound horeg, dengan larangan penggunaan dalam kegiatan masyarakat apapun bentuknya,” ujar AKBP Jaka Wahyudi saat doorstop bersama awak media, Senin (26/05).
Ia menyebutkan, dalam beberapa bulan terakhir, laporan warga terkait penggunaan sound horeg terus meningkat. Mulai dari gangguan tidur, ibadah, hingga terganggunya aktivitas pendidikan, menjadi alasan kuat lahirnya kebijakan pelarangan ini.
Bahkan, bukan hanya pada acara hajatan atau pesta rakyat, larangan juga berlaku untuk pengguna sound horeg di jalan raya, terutama pada kendaraan modifikasi yang kerap pamer suara bising di ruang publik.
“Sanksi tilang akan diberlakukan bagi kendaraan yang nekat menggunakan sound horeg berlebihan di jalan raya. Sama seperti kita menindak pengguna knalpot brong,” imbuh Kapolresta Pati.
Hal ini disambut positif oleh masyarakat luas, terutama di wilayah padat penduduk yang selama ini menjadi korban bisingnya sound horeg.
Tak hanya itu, Pemkab Pati juga menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung kebijakan ini. Bupati Pati turut menerbitkan surat larangan serupa demi menguatkan penegakan di lapangan.
Sinergi antara Polri – TNI, dan Pemerintah Daerah menjadi pondasi utama suksesnya penerapan larangan ini. Dalam praktiknya, upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga gencar dilakukan.
“Pertama harus kita kasih edukasi, dari edukasi masyarakat akan paham. Kalau masih nekat, ya kita akan tindak,” jelas AKBP Jaka Wahyudi.
Polresta Pati menambahkan bahwa pihaknya tidak akan memberikan izin terhadap kegiatan masyarakat yang terindikasi akan menggunakan sound horeg.
Masyarakat juga diminta aktif berpartisipasi dalam menjaga ketertiban dengan cara melapor jika menemukan pelanggaran.
“Silakan lapor ke Polsek terdekat atau langsung ke call center 110 jika ada yang masih menggunakan sound horeg,” ungkap AKBP Jaka Wahyudi.
Kebijakan ini diharapkan mampu mengembalikan ketenangan masyarakat Pati. Dengan komitmen bersama antara aparat dan warga, Pati siap menuju lingkungan yang lebih damai, tertib dan beradab.(@Gus Kliwir)