NASIONAL,TV10Newsgroup.com – Presiden saat memimpin Ratas Laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Senin (4/5), melalui Konferesi Video dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Sekaligus juga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dengan melalui Konferesi Video dari Istana Kepresidenan Bogor.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menekankan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di 4 provinsi serta 22 kabupaten/kota betul-betul diterapkan secara ketat dan efektif.
”Ia pun melihat beberapa kabupaten dan kota telah melewati tahap pertama dan akan masuk ke tahap kedua,hal ini perlu evaluasi.
Mana yang penerapannya terlalu over, terlalu kebablasan dan mana yang masih kendor,” tutur Presiden Jokowi saat memberikan pengantar.
Untuk evaluasi ini, menurut Presiden bahwa pentingnya Pemerintah bisa melakukan perbaikan-perbaikan di kota, kabupaten maupun provinsi yang melakukan PSBB.
Kedua, setiap daerah yang melakukan PSBB harus memiliki target-target yang terukur.”ada targetnya, misalnya berapa jumlah pengujian sampel telah dilakukan, tes PCR (polymerase chain reaction) yang telah dilakukan, apakah pelacakan yang agresif telah dikerjakan, berapa yang telah di-tracing setiap hari, betul-betul ini harus dikerjakan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Presiden juga sampaikan apakah dalam PSBB di daerah isolasi ketat juga dilakukan, karena masih terlihat ada yang sudah positif bisa lari dari rumah sakit dan PDP (Pasien Dengan Pengawasan) masih beraktivitas ke sana-kemari.
”Kemudian juga apakah warga yang berisiko memiliki riwayat penyakit, riwayat komorbid,maka hal ini sudah diproteksi betul.
Tentang evaluasi-evaluasi yang terukur seperti ini perlu segera dilakukan,” kata Presiden.
Ketiga, melakukan monitor secara ketat potensi penyebaran di beberapa klaster.
Sementara Kepala Negara menambahkan bahwa ada klaster pekerja migran, jemaah tablig, gowa, rembesan pemudik, industri, yang perlu betul-betul dimonitor secara baik.
”Disinilah,kita lihat bahwa pekerja migran Indonesia laporan yang saya terima sudah 89 ribu sudah kembali dan akan bertambah lagi kemungkinan 16 ribu.
Hal Ini betul-betul harus ditangani, dikawal secara baik di lapangan sehingga jangan sampai muncul gelombang kedua,”kata Kepala Negara.
dengan demikian, yang lain klaster industri, Presiden minta harus dipastikan industri-industri diizinkan beroperasi agar dicek ke lapangan apakah melakukan protokol kesehatan secara ketat atau tidak. Keempat, berkaitan dengan program jaring pengaman sosial supaya makin cepat diterima masyarakat.
”Oleh karena itu, Saya tadi pagi sudah mendapatkan laporan dari Menko PMK mengenai PKH, paket sembako, bansos tunai, BLT, dana desa sudah berjalan, tetapi Ia minta kecepatan agar bansos ini sampai di tangan keluarga penerima betul-betul semakin cepat diterima akan semakin baik,”paparnya.
Tak lupa, Presiden minta minggu ini semuanya sudah bisa diterima dan Mensos, Gubernur, Bupati, Wali Kota, Camat sampai Kepala Desa turun ke lapangan menyisir.
”Ia pun minta juga diberi fleksibilitas kepada daerah agar kalau ada warga yang miskin belum dapat segera bisa dicarikan solusinya,”tegasnya.
Lebih lanjut, Presiden juga minta data penerima bansos dibuka secara transparan, siapa yang dapat, kriterianya apa, jenis bantuannya, sehingga jelas tidak menimbulkan kecurigaan-kecurigaan dan Pemerintah bisa melakukan segera koreksi di lapangan.
”Tadi sudah saya sampaikan mengenai persoalan timing betul-betul harus dimanage secara baik, karena ada bantuan dari pusat, dari daerah, kemudian juga dari desa,” imbuhnya. Kelima, penyusunan outline untuk pengaduan.
”Sehingga apabila menemukan penyimpangan-penyimpangan kita bisa ketahui secara cepat,” cetus Presiden.(Dewa)