LEMBANG I Langkah maju kembali ditorehkan Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma) Lemdiklat Polri. Melalui Seminar Sekolah Serdik Angkatan ke-73 bertajuk “Polisi dan Masyarakat, Mewujudkan Kepemimpinan Humanis dalam Bingkai Presisi”
Sespimma resmi menerima penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Rekor yang diraih adalah “Webinar dengan Sekolah Kedinasan Terbanyak”.
Sebuah capaian yang tidak hanya mencerminkan prestasi, tetapi juga visi besar dalam mewujudkan transformasi Polri yang modern dan humanis.
Seminar yang digelar di Lembang itu menjadi magnet intelektual dan inspirasi kebangsaan. Dalam sambutannya, Kepala Sespimma Polri, Brigjen Pol. Sonny Irawan menekankan bahwa seminar ini bukan sekadar kegiatan akademik biasa.
Melainkan bagian dari refleksi dan perjalanan institusional Sespimma dalam membentuk pemimpin-pemimpin Polri masa depan yang tidak hanya kuat dalam strategi, tetapi juga lembut dalam pendekatan terhadap masyarakat.
“Seminar ini bukan hanya forum akademik, tapi refleksi atas komitmen kami membentuk pemimpin Polri yang hadir untuk masyarakat, memahami kebutuhan masyarakat, dan bekerja bersama masyarakat,” ujar Brigjen Sonny, disambut tepuk tangan meriah para peserta, Selasa (3/6/25).
Puncak kegiatan ini adalah penyematan rekor MURI kepada Sespimma Polri. Rekor tersebut dicapai lewat keberhasilan menyelenggarakan webinar lintas institusi dengan melibatkan jumlah sekolah kedinasan terbanyak di Indonesia.
Rekor ini menjadi bukti nyata bahwa Sespimma tidak hanya fokus pada kurikulum internal, tetapi aktif membangun konektivitas lintas sektor pendidikan.
Tidak hanya itu, kegiatan bertajuk Leader Expo dalam rangkaian seminar juga menampilkan berbagai proyek strategis dari para peserta didik (serdik).
Proyek-proyek tersebut menunjukkan bahwa kader-kader Polri yang sedang digembleng di Sespimma, sudah siap membawa institusi Polri ke arah yang lebih humanis, presisi serta berbasis transparansi dan kolaborasi.
Para serdik mempresentasikan berbagai inovasi kepemimpinan, mulai dari pemanfaatan teknologi untuk pelayanan publik hingga pendekatan berbasis komunitas dalam penyelesaian konflik sosial.
Gagasan-gagasan tersebut mendapat apresiasi tinggi dari pengamat, akademisi, hingga mitra lembaga negara yang turut hadir dalam seminar.
Lebih dari sekadar kegiatan seremonial, momentum ini menjadi simbol arah baru kepemimpinan Polri.
Sespimma mengukuhkan peran strategisnya dalam mendidik para perwira pertama menjadi pemimpin masa depan yang responsif, demokratis dan mampu membangun kepercayaan publik.
Dengan mengusung tema “Polisi dan Masyarakat”, seminar ini menjelaskan bahwa masa depan kepolisian Indonesia tidak bisa dibangun hanya dengan kekuasaan, tetapi dengan kemitraan, empati dan pelayanan yang berkeadilan.
Maka tak heran, penghargaan MURI ini bukanlah titik akhir, melainkan pijakan baru menuju kepolisian yang benar-benar hadir sebagai sahabat masyarakat untuk mengayomi, bukan menakuti.
Polri kini bukan sekadar penegak hukum, tapi bagian utuh dari denyut kehidupan sosial bangsa.(@Gus Kliwir)