PATI I Bencana banjir rob yang melanda Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, sejak 15 Mei 2025, semakin hari semakin memprihatinkan.
Dampaknya bukan hanya meluas, tetapi juga mengancam keselamatan dan kelangsungan hidup ratusan warga. Kini, seluruh wilayah desa tersebut berada dalam kondisi darurat.
Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi, saat ditemui tv10newsgroup.com di lokasi, ia menjelaskan bahwa bencana ini bermula dari gelombang pasang laut yang menerjang wilayah RT 5.
“Awalnya hanya 38 rumah yang terendam. Tapi karena curah hujan tinggi dan pasang laut yang ekstrem, genangan air kini meluas ke RT 1, RT 2, RT 3, dan RT 4,” ujar Setyo Wahyudi, Kamis (19/6/25).
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gelombang pasang pada 24 Mei mencapai ketinggian 1,55 meter.
Situasi kian parah pada Senin, 16 Juni 2025, ketika hujan deras mengguyur wilayah tersebut, memperparah banjir yang belum juga surut.
“Air dari arah barat yang seharusnya mengalir lancar ke muara malah tertahan dan balik ke wilayah kami, karena bersamaan dengan siklus pasang laut tinggi pada 17 Juni,” lanjut Kepala Desa Tunggulsari.
Akibatnya, sebanyak 253 rumah warga tergenang. Tak hanya permukiman, lahan tambak warga seluas 80 hektar juga ikut terendam.
Kerusakan fisik juga terjadi pada badan jalan Desa sepanjang 1.200 meter dan jalan pertanian 1.600 meter yang mengalami penurunan permukaan dan rusak parah.
“Ratusan pohon mangrove yang selama ini menjadi pelindung alami Desa kami juga tumbang dihantam abrasi. Ini memperparah risiko banjir,” tambah Setyo.
Ia mengakui bahwa kondisi ini menyebabkan aktivitas warga lumpuh total. Sebagian warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau ke rumah kerabat.
Namun, masih banyak pula yang bertahan di rumah mereka dengan kondisi seadanya, tanpa perlengkapan yang memadai.
“Kami sangat membutuhkan bantuan. Mulai dari makanan, air bersih, obat-obatan, hingga tempat tidur dan perlindungan dari genangan air laut,” kata Setyo Wahyudi dengan suara lirih.
Sejumlah bantuan sudah mulai berdatangan. Dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah dikirim logistik darurat.
Bantuan serupa juga datang dari RS Sebening Kasih, RM Kembang Joyo Pati, serta individu seperti Bapak Dedy Gunawan.
Di sisi kesehatan, RS KSH dan Puskesmas Tayu 1 telah membuka posko layanan kesehatan darurat.
Pemerintah Desa Tunggulsari terus menjalin koordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi jangka pendek maupun panjang.
Penanganan tanggap darurat menjadi prioritas saat ini, tetapi perencanaan strategis juga mulai dirancang.
Dia sadar wilayah kami rawan banjir rob, karena posisinya di dataran rendah dan berbatasan langsung dengan laut jawa.
Tapi kami butuh dukungan dari Pemerintah Kabupaten Pati dan pihak provinsi untuk membangun infrastruktur penanggulangan jangka panjang,” harapnya.
Bencana ini menjadi pengingat pentingnya memperkuat sistem mitigasi bencana di wilayah pesisir.
Terlebih di tengah perubahan iklim, yang membuat fenomena ekstrem seperti ini. makin sering terjadi di wilayah.(@Gus Kliwir)