JAKARTA,TV10Newsgroup.com– Jajaran tiga pilar Jakarta Barat dalam rangka menggelar Apel Gelar Pasukan Operasi Yustisi di halaman Museum Fathahilah Tamansari Jakarta Barat, Jumat (18/12/20) malam.
Sebanyak 535 personel gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, Satpol PP, Dishub dan Pemadam kebakaran serta citra bhayangkara dilibatkan dalam apel gabungan operasi yustisi.
Adapun bertindak sebagai Inspektur apel yakni Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat. Dalam arahannya, Tamo mengatakan, pastikan setiap personel hadir sesuai ploting serta paham terhadap tugas dan tangung jawabnya.
Lakukan deteksi dini dengan memetakan titik-titik kerawanan secara tepat dan optimalkan penggalangan untuk mencegah aksi yang meresahkan masyarakat seperti tawuran, dan kejahatan lainnya.
Laksanakan pengamanan secara professional dan humanis, berikan pelayanan terbaik, serta tingkatkan kewaspadaan pengamanan melalui penerapan buddy system, apabila menemukan suatu kejadian agar dilakukan secara profesional dan sesuai SOP.
“Mantapkan kerjasama, sinergi dan soliditas para pihak yang terlibat demi keberhasilan kegiatan, lakukan koordinasi dengan baik,” Ujar Tamo.
Sementara, Dandim 0503/JB Kolonel Inf Dadang Ismail Marzuki mengatakan, kegiatan terebut bertujuan menyelamatkan masyarakat, sehingga terhindar dari Covid-19.
“Saya yakin dan percaya dengan hati yang tulus ikhlas dalam kegiatan tersebut semoga dapat mengurangi agar kedepannya dapat terhindar dari Covid-19,” tutur Kolonel Dadang.
Ia pun menambahkan, diketahui bahwa sampai saat ini Covid-19 di Jakarta Barat dari hari per hari cukup menunjukkan peningkatan yang sigiftikan, artinya masih ada yang tidak mematuhi protokol kesehatan sehingga pada malam hari ini kita sama-sama melakukan kegiatan tersebut.
“Yang dilakukan adalah tugas kemanusiaan dalam wujud melakukan upaya penegakan protokol kesehatan,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie S Latuheru mengatakan, upaya penegakan hukum itu tidak ada yang enak. Bisa memberikan ilustrasi mengawasi penerapan protokol kesehatan seperti ruang kelas. Di ruang kelas kalau tidak ada gurunya maka kelasnya gaduh.
“Bahwa melakukan operasi kemanusiaan karena masih banyak orang- orang yang tidak menyadari bahayanya Covid-19,” tegas Audie.
Ia melanjutkan, mungkin juga kebanyakan orang tidak memantau grafik atau angka penularannya. Itulah sebabnya kita harus ada di tengah-tengah masyarakat terutama yang belum sadar supaya diingat terus.
“Kalau tidak diingatkan terus situasi cenderung dianggap sudah aman,” lanjut Audie.
Masih dikatakannya, untuk itulah tugas dan tanggung jawab ini diemban bersama. Selalu kerjasama dengan selalu tanamkan dalam hati bahwa kita melakukan misi kemanusiaan.
Kalau mungkin sebulan dua bulan tetap melakukan upaya-upaya ini, pasti makin turun dan akan normal seperti sedia kala.
“Kemudian siap melakukan hal ini dan terus bersama-sama melakukan. Mudah-mudahan akan efektif karena cuma itu yang kita lakukan. Untuk itu, tetap melakukan upaya-upaya penekanan jumlah penularan Covid-19,” tandasnya.(@).