GARUT – SMPN 1 Garut menjadi pusat perhatian dengan suksesnya acara Bulan Filantropi 2024 tingkat SD/MI se-Kabupaten Garut, bertema “Challenge for Achievement and Performance”.
Maka kegiatan ini adalah sebagai ajang penjaringan peserta didik baru berprestasi yang dilaksanakan oleh SMPN 1 Garut.” lanjut, acara berlangsung di Komplek SMPN 1 Garut, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut pada Sabtu (24/02/2024).
Hal tersebut diikuti sekitar 64 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah (SD/MI). “Menurut Ketua Pelaksana, Ita Habibie, Bulan Filantropi mempertandingkan beragam lomba mulai dari Olimpiade IPA, IPS, Matematika, PAI (MTQ, Tahfidz Juz 30, Kaligrafi, Ceramah PAI), Story Telling, Speech Confest, Baca Puisi, Gambar Bercerita, Menyanyi Solo, Pupuh, hingga Pantonim.
Kepala Sekolah R. Yusup Satria Gautama mengungkapkan, bahwa kekaguman atas antusiasme peserta yang melonjak tajam, hingga mencapai lebih dari 370.
Yang awal peserta dari sebelumnya 105 peserta.” kini mendapat dukungan dari guru-guru SD di Kabupaten Garut dan orang tua siswa turut menjadi pendorong utama kesuksesan acara ini.
“Antusiasnya sangat luar biasa lah, kami mengucapkan apresiasi baik dari Guru-Guru SD di Kabupaten Garut dan dukungan dari orang tua, karena dari orang tua siswa banyak yang hadir,” kata R. Yusup Satria Gautama dihadapan awak media.
Ia juga mengaku kaget karena pesertanya tidak hanya dari Kabupaten Garut.” bahkan,Kabupaten Bandung juga hadir, maka dalam kegiatan bulan filantropi ini menjadi semangat motivasi para Guru di SD/MI untuk mengajar serta mengevaluasi edisi sebelumnya.
Dengan tingginya animo peserta, pihaknya akan berusaha menggelar kegiatan serupa, dengan memperbaiki apa yang menjadi kekurangan-kekurangan di dalam penyelenggaraan Bulan Filantropi ini.
“Jadi kalau di dalam event nasional ini adalah O2SN, jadi dengan hasil Filantropi ini, mudah-mudahan di O2SN tahun 2024, itu siswa-siswa yang hari ini bisa menjadi juara di tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional,” harapnya.
Terlihat ada salah satu kontestan, seperti Areeandra Abigail Putrian Albba dari SD Kartika, mengaku senang bisa ambil bagian dalam kegiatan ini, meski sempat dihinggapi rasa deg-degan.
Meski merasakan deg-degan.” lomba Pupuh Sunda yang diikutinya juga memperkaya pengalaman budaya dan seni para peserta.
Dalam menekuni pupuh ini, Abigail sendiri dibimbing langsung oleh sang ayah, melalui persiapan selama sekira 3 pekan.” kalau nanti sudah juara tetap harus optimis latihan dan ikut lomba, kalau nggak juara nggak apa-apa, asalkan kita udah berlatih serta berusaha semaksimal mungkin,” imbuhnya.
“Di sisi lain, ada salah satu orang tua bernama Sona Radian menyebut, jika pada ajang ini anaknya mengikuti lomba story telling, dengan alasan anaknya memiliki ketertarikan terhadap bahasa inggris.
Sebagai ajang penting untuk merangsang kemampuan anak-anak, baik akademis maupun non-akademis, serta sebagai wadah talent scouting untuk mengembangkan bakat mereka.
“Sehingga memudahkan khususnya pemerintah, untuk melihat bibit-bibit yang bagus, nantinya kita tinggal membantu, mendorong, mengembangkan bakat yang mereka punya,” ucap Sona Radian.
Sebagai orang tua, ia memiliki tugas untuk mengarahkan sejauh mana minat bakat seorang anak, dan dirinya hanya bertugas untuk membimbing maupun mengarahkan sesuai minatnya.
“Kebetulan saya juga alumni, kita lihat juga animonya sekarang banyak dan mudah-mudahan ke depannya munculkan bakat-bakat dari anak-anak itu bisa terlihat nanti di sini,” tandasnya.(red)