JAKARTA I Dalam dunia jurnalistik, peran leader perusahaan media dan pemimpin redaksi bukan sekadar jabatan struktural, melainkan amanah besar dalam menjaga arah, integritas dan marwah sebuah media.
Dua istilah ini kerap digunakan bergantian, namun sejatinya memiliki makna dan tanggung jawab yang berbeda dalam konteks ruang redaksi.
Seorang leader perusahaan media di redaksi tidak hanya diukur dari posisinya, tetapi dari bagaimana ia memberi arah, visi dan inspirasi bagi timnya.
Ia adalah figur yang mampu membaca dinamika publik, mengarahkan gaya pemberitaan, serta menjaga keseimbangan antara idealisme dan kebutuhan pembaca.
Leader sejati memahami bahwa setiap berita bukan sekadar produk tulisan, tetapi bagian dari tanggung jawab moral kepada masyarakat”, ujar Agus Kliwir, CEO PT. MNS Grub Pers & Dirut PT. SMGC, Selasa (28/10/25).
Sementara itu, pemimpin redaksi (pemred) memiliki tanggung jawab strategis dan etis. Ia menjadi garda terdepan dalam memastikan setiap konten memenuhi kaidah jurnalistik, etika pers, dan kebijakan redaksional.
Pemred juga bertindak sebagai jembatan antara idealisme wartawan di lapangan dengan kepentingan perusahaan media yang dijalankannya.
Dalam dirinya, terkandung keseimbangan antara kepemimpinan administratif dan keteguhan moral.
Menjadi pemimpin di ruang redaksi bukan perkara mudah. Ia harus mampu mendengarkan setiap suara reporter, memahami tekanan lapangan, dan tetap berpikir jernih ketika menghadapi arus informasi yang deras.
Dalam situasi seperti ini, kepemimpinan yang humanis menjadi penting. karena media sejatinya bukan sekadar mesin pemberitaan
Melainkan ekosistem manusia yang berpikir, merasa, dan bekerja bersama demi satu tujuan dalam memberi manfaat bagi publik.
Seorang leader yang efektif tahu kapan harus tegas, dan kapan harus memberi ruang. Ia tidak hanya memberi instruksi, tetapi juga memberi teladan.
Ia mampu memotivasi reporter yang lelah di lapangan, mengarahkan editor yang bimbang, serta berdiri tegak membela kebenaran ketika media diserang oleh opini atau tekanan politik.
Di sisi lain, pemimpin redaksi sejati selalu menjaga integritas medianya. Ia berani menolak berita yang tidak sesuai fakta
Menegur reporter yang lalai pada kode etik, dan memastikan bahwa setiap informasi yang diterbitkan melewati verifikasi ketat.
Integritas inilah yang menjadi benteng terakhir dari marwah sebuah redaksi. Didalam era digital saat ini, di mana kecepatan informasi seringkali mengalahkan akurasi
Peran pemimpin dan leader perusahaan media semakin krusial. Mereka harus mampu menavigasi redaksi di tengah tekanan algoritma, tren viral, dan kepentingan ekonomi media.
Pemimpin redaksi yang bijak akan tetap menjunjung tinggi prinsip bahwa berita bukan sekadar komoditas, tetapi amanah publik.
Sedangkan leader sejati akan memastikan seluruh timnya bekerja dengan hati, menulis dengan nurani, dan berdiri teguh dalam prinsip kebenaran.
Karena pada akhirnya, sebuah redaksi yang besar tidak diukur dari seberapa sering ia viral, tetapi dari seberapa besar ia dipercaya.
Dan kepercayaan itu lahir dari tangan para leader perusahaan media dan pemimpin yang berani jujur pada publik beserta timnya.(red)












