PATI I Upaya pelarian inisial TW, seorang buronan kasus peredaran bahan pangan berbahaya, akhirnya berujung sia-sia.
Setelah sempat menghilang pasca dijatuhi vonis Mahkamah Agung, pria berinisial TW itu ditangkap aparat gabungan di Dukuh Galombo, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Rabu (9/7/2025).
Inisial TW ditetapkan sebagai terpidana berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 5336 K/Pid.Sus/2024 tertanggal 19 September 2024.
Ia dinyatakan bersalah telah memperdagangkan pangan tidak sesuai standar keamanan dan mutu yang tercantum dalam label.
Produk sejenis soda atau bleg yang dipasarkan TW diduga mengandung borak, zat kimia berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pelariannya selama beberapa bulan membuat Kejaksaan Negeri Lombok Timur bekerja keras menelusuri jejak.
Hasil penelusuran dan kerja sama lintas wilayah akhirnya mengerucut ke lokasi persembunyian di Pati.
Tim dari Kejaksaan Negeri Pati langsung berkoordinasi dengan Kodim 0718/Pati, Subdenpom IV/3-2 Pati, dan Unit Intel Kodim untuk menyusun rencana penangkapan.
“Semua proses kami jalankan secara profesional, sesuai dengan prosedur. Tidak ada celah bagi pelaku kejahatan untuk bersembunyi, apalagi ketika mereka membahayakan masyarakat lewat produk berbahaya,” ujar Letkol Arm. Timotius Berlian Yogi Ananto, Komandan Kodim 0718/Pati dihadapan tv10newsgroup.com, Kamis (10/7/25).
Kepala Kejaksaan Negeri Pati, Lingga Nuarie, S.H., M.H menambahkan bahwa proses penangkapan berjalan lancar berkat dukungan masyarakat sekitar.
“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan warga dan anggota Kodim Pati. Peran serta masyarakat sangat vital dalam menjaga lingkungan dari pelaku kejahatan yang mencoba bersembunyi,” lanjut Lingga Nuarie, S.H., M.H
Dalam operasi tersebut, inisial TW ditangkap tanpa adanya perlawanan. Tim gabungan juga mengantisipasi kemungkinan risiko dengan langkah pengamanan yang matang.
Selanjutnya, inisial TW langsung dievakuasi ke Kejaksaan Negeri Pati untuk menjalani proses administratif sebelum dititipkan sementara, dan akan segera dibawa kembali ke Lombok Timur untuk menjalani masa hukuman.
Kasi Intelijen Kejari Pati, Rendra Yogi Pardede, S.H., M.H menyebutkan bahwa operasi ini menjadi salah satu contoh sukses kerja sama lintas lembaga dan daerah.
“Kita ingin tunjukkan bahwa hukum tidak bisa dihindari hanya karena pelaku berpindah wilayah. Kolaborasi menjadi kunci utama,” imbuh Kasi Intelijen Kejari Pati.
Penangkapan ini juga menjadi pengingat keras bagi pelaku usaha pangan, agar selalu mematuhi ketentuan hukum yang berlaku.
Keamanan pangan adalah hak dasar masyarakat, dan pelanggar akan tetap dikejar, hingga ke manapun mereka melarikan diri.
Kepastian hukum bagi masyarakat, menurut aparat penegak hukum, bukan hanya soal menjatuhkan vonis, tetapi juga memastikan eksekusinya berjalan tuntas.
Dengan ditangkapnya inisial TW, proses panjang penegakan hukum terhadap kasus pangan berbahaya ini. akhirnya memasuki tahap akhir menjalankan hukuman.
Untuk masyarakat, ini menjadi bukti bahwa hukum tetap bekerja, tak pernah tidur dan negara tak pernah kalah.(@Gus Kliwir)