REMBANG, TV10Newsgroup.com – Warga tiga desa di kecamatan Sale termasuk di desa Mrayun kecamatan Sale kabupaten Rembang lebih dari 1 bulan ini resah dengan banyaknya binatang lalat yang masuk ke pemukiman warga.
Kondisi itu membuat warga sangat terganggu dan hidup tidak nyaman, banyaknya lalat diduga dipicu oleh keberadaan perusahaan peternakan ayam di sekitar lingkunganya, meskipun rumah dan pekarangan warga telah dijaga kebersihanya, namun lalat tetap saja masih banyak masuk ke rumah-rumah warga berkerumun hinggap berbagai tempat termasuk di makanan- makanan manusia.
Menurut warga, perusahaan peternakan ayam ini berdiri sekira setahun yang lalu padahal sebelum ada perusahaan warga belum pernah menyaksikan serbuan lalat sebelumnya, namun setelah ada perusahaan peternakan ayam ini di sekitar lingkungan perusahaan lalat seakan menjadi wabah yang mengganggu hidup warga.
Wargapun berinisiatif memasang jebakan lalat berupa lem kertas, sedang hal tersebut sangat memberatkan warga karena harga daripada lem kertas per lembarnya jatuh pada kisaran Rp. 1.000 sampai Rp. 1.500. Sedang per rumah per harinya warga bisa menghabiskan 6 – 10 lembar lem kertas per hari.
Sa’dullah, salah satu warga desa yang terdampak perusahaan dan teganggu dengan adanya lalat ini dari desa Bancang RT05 RW 01, mengatakan, dari masyarakat meminta yang semula tidak ada lalat, bagaimana lalat itu bersih karena warga betul- betul terganggu, sedang bagaimana baiknya agar supaya lalat ini bisa berkurang tidak sebanyak ini.
Salim, warga desa Ngajaran RT 06 RW 01, mengatakan kehadiran lalat ini kurang lebih satu bulan, wabah paling parah satu minggu ini di bulan Juni 2020, bahkan ia takut wabah akan semakin besar karena kedepan kabarnya akan ada gudang kotoran ayam di dekat desa Ngajaran.
Mubaidi, Muntari, dan Muklisin, warga desa Mrayun saat ditemui di desa Mrayun juga mengatakan bahwa wabah lalat ini ada sekira sebulan lalu, warga sangat terganggu, dan keberatan jika harus menyediakan lem lalat kertas karena saking banyaknya lalat akhirnya memberatkan warga.
Kepala desa Mrayun, Eko Purwantono, saat ditemui dirumahnya, membenarkan bahwa keberadaan lalat yang luar biasa banyaknya tahun ini diduga dipicu oleh keberadaan perusahaan peternakan ayam di Mrayun.
“Ring satu adalah desa Mrayun, Bancang, dan Ngajaran; saya hanya menekankan ke pabrik untuk melakukan penyemprotan terus dan harus ada action“, tegas Eko.
Kepala Kecamatan Sale Kabupaten Rembang, Subhan, saat dikonfirmasi media tv10newsgroup.com, Senin 08/06/2020 membenarkanya, bahwa kecamatan bersama dengan jajaran telah datang ke lokasi perusahaan peternakan ayam tersebut dan perusahaan menjelaskan dugaan kecerobohan oknum supervisor baru saat memberikan rangsangan telur ayam pada saat pintu terbuka.
“Kami telah kesana bersama pak Kapolsek dan pak Danramil; beliau (perusahaan: red) mengakui betul bahwa ini adalah kecerobohan daripada supervisor yang baru, waktu memberikan rangsangan telur pada ayam itu saat itu pintu terbuka, ada lalat masuk; ini bisa jadi salah satu indikasi penyebabnya”, jelasnya ia bercerita.
Lebih lanjut Forkopimcam telah datang kesana, berikut langkah dari perusahaan juga sudah lakukan penyemprotan baik di dalam maupun diluar kandang termasuk tiga desa telah dilakukan penyemprotan untuk membunuh wabah lalat. (hk, mz)