PATI I Komitmen Pemerintah Kabupaten Pati dalam memutus rantai kemiskinan struktural melalui dunia pendidikan semakin nyata.
Salah satunya melalui program Sekolah Rakyat, yang kini mulai digulirkan secara serius oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati.
Program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan berprestasi, dengan mengusung model boarding school berbasis karakter dan keterampilan.
Kepala Bidang SMP Disdikbud Pati, Fauzin Futiarso, S.T menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan bentuk pendidikan alternatif yang dirancang secara khusus untuk memberikan fasilitas dan pembinaan maksimal kepada siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Ini bukan hanya soal pendidikan gratis. Tapi juga menyeluruh, dengan pendekatan karakter, keterampilan hidup, hingga pembentukan nilai-nilai kebangsaan yang kuat,” ujar Fauzin Futiarso, S.T, Rabu (25/6/2025).
Untuk tahun ajaran 2025/2026, Sekolah Rakyat di Kabupaten Pati membuka empat rombongan belajar (rombel) jenjang SMP yang akan menampung sebanyak 100 siswa.
Semua siswa tersebut akan tinggal di asrama dengan sistem pembinaan 24 jam dalam lingkungan yang aman, nyaman dan kondusif.
Menariknya, Sekolah Rakyat juga mengusung kombinasi kurikulum nasional dan internasional, yang dipadukan dengan pendidikan karakter, pendidikan bela negara, serta pelatihan keterampilan vokasional bagi TK, SMP, SMA/SMK.
“Program ini gratis dan berkelanjutan. Bahkan, setelah lulus, siswa akan tetap mendapatkan pendampingan melalui sistem alumni berbasis komunitas,” tambah Fauzin.
Fasilitas unggulan ini sedang dalam tahap survey topografi lahan di wilayah Kecamatan Tlogowungu, yang akan menjadi lokasi pembangunan fisik sekolah.
Disinilah, Sekolah Rakyat juga akan dilengkapi dengan fasilitas belajar modern dan ruang pembinaan intensif.
Dalam pelaksanaannya, Fauzin mengaku mendapat arahan langsung dari Bupati Pati, H. Sudewo, S.T., M.M., terutama dalam membentuk karakter murid yang kuat dan berjiwa nasionalis.
“Pak Bupati sangat menekankan pentingnya mengembalikan nilai-nilai dasar kebangsaan, seperti menghafalkan Pancasila, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan menghidupkan kembali penggunaan Bahasa Jawa di lingkungan sekolah,” ungkapnya
Tak hanya itu, aspek kedisiplinan juga menjadi fondasi penting dalam pola pembinaan siswa. Sekolah Rakyat tidak hanya mendidik dari sisi akademik, tapi juga menanamkan etika, disiplin waktu, serta tanggung jawab sosial.
Harapannya, para lulusan tidak hanya pintar, tapi juga berkarakter kuat dan siap bersaing di masa depan, sekaligus bisa mengangkat derajat keluarganya dari kemiskinan.
“Semua ini adalah investasi jangka panjang. Ketika satu anak dari keluarga miskin bisa berhasil, maka satu keluarga bisa keluar dari jerat kemiskinan. Itulah semangat Sekolah Rakyat,” kata Fauzin.
Program ini mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, terutama para pegiat pendidikan dan tokoh masyarakat.
Mereka menilai bahwa langkah Pemkab Pati membuka akses pendidikan berbasis boarding school bagi warga miskin adalah inovasi nyata yang menyentuh akar persoalan sosial di daerah.(@Gus Kliwir)